TUGAS MATA KULIAH
TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN
“RENCANA KEGIATAN PRAKTIK PENYULUHAN PERTANIAN
Disusun oleh
KELOMPOK I
SUHERLAN
KUSMAWAN
PAULUS MILKIADES TELLU
ANDI HASRUL JAYA MAKATI
FIRDAUS
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penyusunan proposal untuk tugas mata kuliah Teknik Penyuluhan Pertanian dengan judul “RENCANA KEGIATAN PRAKTIK PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA PARAKAN KECAMATAN CIOMAS KABUPATEN BOGOR” telah dapat kami selesaikan.
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penyuluhan Pertanian II serta sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa STPP Bogor dalam upaya mengembangkan wawasan tentang metode dan teknik penyuluhan pertanian.
Dalam penyusunan laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Achmad Suwandi, selaku dosen mata kuliah Teknik Penyuluhan Pertanian dan Bapak Arif Prastiyanto, SP., selaku asisten dosen yang telah memberi saran dan masukan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kita semua. Amin.
Bogor, Nopember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3
A. Pengertian Penyuluhan Pertanian.......................................... 3
B. Materi, Metode dan Media Penyuluhan Pertanian................ 3
C. Pemupukan Berimbang............................................................ 5
D. Penyakit Kresek........................................................................ 6
III. RENCANA KEGIATAN.................................................................... 8
A. Waktu dan Tempat.................................................................... 8
B. Alat dan Bahan.......................................................................... 8
C. Sasaran ..................................................................................... 8
D. Materi.......................................................................................... 8
E. Pengorganisasian..................................................................... 9
F. Evaluasi Kegiatan..................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuluhan pertanian sebagai suatu upaya pemberdayaaan memerlukan perencanaan yang tepat dan dilakukan secara partisipatif dalam mewujudkan kemampuan petani serta mengembangkannya. Penyelenggaraan penyuluhan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan petani, dimana hal tersebut akan mendorong proses pembelajaran bergulir secara alamiah karena pemberdayaan tersebut tumbuh dari prakarsa petani itu sendiri. Hal ini sejalan dengan visi penyuluhan pertanian, yaitu menjadikan penyuluhan pertanian sebagai sistem pemberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian yang tangguh untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan mereka.
Agar kegiatan penyuluhan dapat berhasil sesuai dengan harapan, maka penyuluh harus menguasai metode dan teknik penyuluhan pertanian. Metode, teknik dan materi penyuluhan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sasaran setidaknya memberikan kepastian diterimanya materi penyuluhan oleh sasaran. Jika materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh disenangi dan diminati sasaran maka keberhasilan penyuluhan sudah diambang pintu.
Mahasiswa STPP Bogor yang dipersiapkan sebagai kader Penyuluh Pertanian yang profesional dituntut untuk mampu melakukan kegiatan pemberdayaan terhadap petani melalui kegiatan penyuluhan pertanian. Karena penyuluh sebagai ujung tombak keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian, menjadi kunci keberhasilan pemberdayaan petani itu sendiri. Untuk itu diperlukan kegiatan pembelajaran berupa praktik penyuluhan pertanian secara langsung dilapangan. Kegiatan praktik penyuluhan ini sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk mengetahui kondisi dan permasalahan rill yang dihadapi petani.
Adapun kegiatan praktik penyuluhan pertanian tersebut akan dilaksanakan di Kelompoktani Mawar Desa Parakan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Kelompoktani Mawar dipilih sebagai tempat praktik penyuluhan pertanian karena beberapa pertimbangan antara lain :
- Kelompoktani Mawar di Desa Parakan mempunyai potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang mendukung untuk pengembangan komoditas pertanian terutama padi sawah
- Lokasi Kelompoktani Mawar di Desa Parakan berdekatan dengan Kampus STPP Bogor sehingga mudah dijangkau.
- Direkomendasikan oleh Penyuluh Pertanian Wilbin Desa Parakan
Desa Parakan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah mencapai 136,764 ha.Desa Parakan memiliki potensi di sektor pertanian. Lahan pertanian berupa sawah mencapai 95.599 ha. Sebagian besar lahan pertanian ditanami padi sawah yang merupakan komoditi unggulan.Lahan pertanian terutama persawahan yang ada di Desa Parakan letaknya menyebar dan terpisah-pisah antara satu dengan lainnya. Sebagian besar areal persawahan merupakan sawah irigasi. Rata-rata luas kepemilikan lahan cukup kecil yaitu sekitar 0,25 ha.
Berdasarkan identifikasi potensi wilayah yang dilakukan melalui wawancara dengan Ketua Kelompoktani Mawar dan Penyuluh Wilbin Desa Parakan serta pengamatan langsung di lapangan, telah diketahui bahwa permasalahan yang sedang dihadapi oleh petani di Kelompoktani Mawar dan petani di Desa Parakan secara umum adalah keterbatasan pengetahuan dan keterampilan petani tentang pemupukan berimbang dan adanya serangan penyakit kresek pada tanaman padi. Untuk itu materi yang akan disampaikan pada kegiatan praktik penyuluhan pertanian di Kelompoktani Mawar Desa Parakan adalah pemupukan berimbang dengan penetapan dosis pupuk berdasarkan pengujian menggunakan alat Perangkat Uji Tanah sawah (PUTS) serta pengendalian penyakit kresek pada tanaman padi sawah.
B. Tujuan
Adapun tujuan kegiatan Praktik Penyuluhan Pertanian di Kelompoktani Mawar Desa Parakan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor adalah:
1. Untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menentukan dan mengemas teknik penyuluhan pertanian sesuai dengan kebutuhan sasaran.
2. Untuk meningkatkan keterampilan petani dalam menentukan dosis pemupukan berdasarkan pengujian menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan pengendalian penyakit kresek pada tanaman padi sawah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penyuluhan Pertanian
Pada awal kegiatannya penyuluhan pembangunan dikenal sebagai Agricultural Extension (penyuluhan pertanian), terutama di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan Belanda. Disebabkan penggunaannya berkembang di bidang-bidang lain, maka berubah namanya menjadi Extension Education, dan di beberapa negara lain disebut Development Communication(Slamet, 2003).
Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (UU SP3K Tahun 2006).
Batasan penyuluhan bisa dilihat dari pendapat beberapa pakar.Mardikanto (2003), mengartikan penyuluhan sebagai proses perubahan sosial,ekonomi, dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuanmasyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadiperubahan perilaku pada diri semuastakeholder(individu, kelompok,kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnyakehidupan yang semakin berdaya, mandiri, partisipatif, dan sejahtera secaraberkelanjutan.
B. Materi, Metode, dan Media Penyuluhan Pertanian
Materi penyuluhan pertanian adalah segala isi yang terkandung dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian (Kartasapoetra, 1987). Ilmu dan teknologi yang disampaikan penyuluh kepada petani (sasaran) merupakan materi penyuluhan. Materi penyuluhan pertanian harus sesuai dengan kebutuhan petani (sasaran) agar mereka tertarik perhatian dan terangsang untuk memperaktekkannya.
Arboleda (1981) menyatakan bahwa materi pokok (subject matter) harus mencakup : materi yang harus diketahui oleh peserta/sasaran sebagai sasaran utama (vital subject matter) sebanyak 50 persen, materi yang perlu diketahui sehubungan dengan tujuan pertemuan (important subject matter) sebanyak 30 persen, materi yang sebaiknya diketahui oleh peserta (helpful subject matter) 20 persen, dan materi yang tidak perlu diketahui dan sebaiknya tidak perlu dibicarakan dalam pertemuan (superfluous subject matter) sebanyak 0 persen.
Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik, dan kreatif. Selain itu, pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasive), larangan (instruktif), pemberitahuan (informative), dan hiburan (entertainment).
Mardikanto (1993) menyatakan bahwa sumber materi penyuluhan dikelompokkan menjadi :
1. Sumber resmi dari instansi pemerintah (kementerian/dinas instansi terkait, lembaga penelitian dan pengembangan, pusat-pusat pengkajian, pusat-pusat informasi, dan pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh).
2. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang penelitian, pengkajian, dan penyebaran informasi.
3. Pengalaman petani (pengalaman usaha taninya sendiri atau hasil percontohan yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluh).
4. Sumber lain yang dapat dipercaya (informasi pasar dari pedagang, perguruan tinggi dan lainnya)
Penyusunan materi penyuluhan pertanian memerlukan barang bukti atau administrasi yang dilengkapi dengan adanya lembar persiapan menyuluh (LPM), sinopsis, dan lembar petunjuk lapangan penyuluhan.
Metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian materi penyuluhan pertanian melalui media komunikasi oleh penyuluh kepada petani beserta keluarganya agar mereka bisa dan membiasakan diri menggunakan teknologi baru (Suriatna, 1987). Selanjutnya dikatakan bahwa metode penyuluhan pertanian dapat digolongkan berdasarkan : teknik komunikasi (metode penyuluhan langsung dan tidak langsung), jumlah sasaran (massal, kelompok, dan individual), dan indera penerima sasaran (penglihatan, pendengaran, dan kombinasi indera penerima).
Kartasapoetra (1987) menyatakan bahwa dalam proses komunikasi penyuluhan pertanian diperlukan media penyuluhan, yaitu saluran yang dapat menghubungkan penyuluh dengan materi penyuluhannya dengan petani yang memerlukan penyuluhan. Oleh karena itu, penyluh dan petani harus mengetahui saluran-saluran yang tepat bagi hubungannya agar pesan-pesan (gagasan, pendapat, fakta, dan perasaan) penyuluh sampai dan diterima dengan baik oleh para petani. Sebaliknya saran-saran, keberatan, kesulitan, usul-usul dari petani akan sampai dan diterima dengan baik oleh penyuluh.
Media penyuluhan dapat berupa media hidup, yaitu orang-orang tertentu yang telah menerapkan materi penyuluhan dan pengetahuannya di bidang pertanian yang dapat memperlancar hubungan antara penyuluh dan petani. Sedangkan media mati adalah sarana tertentu yang selalu digunakan atau dapat digunakan sebagai perentara hubungan penyuluh dan petani, seperti radio, televisi, majalah, surat kabar, selebaran, leaflet, brosur, dan lain sebagainya.
C. Pemupukan Berimbang
Penerapan pemupukan berimbang berdasar uji tanah memerlukan data analisa tanah. Disisi lain daya jangkau (aksesibilitas) pengguna, penyuluh dan petani untuk menganalisis contoh tanah rendah karena: (1) biaya analisa tanah relatif mahal, (2) laboratorium uji tanah di sekitar wilayah pertanian masih sangat terbatas, dan (3) sosialisasi yang belum menyeluruh ke tingkat pengguna. Hal ini menyebabkan rekomendasi pupuk untuk padi sawah masih bersifat umum dan seragam untuk seluruh Indonesia (Cate et al., 2001).
Definisi uji tanah secara umum adalah pengukuran sifat kimia atau fisik tanah, sedangkan definisi uji tanah secara terbatas adalah analisis kimia secara cepat untuk menilai status ketersediaan hara, salinitas, dan keracunan unsur dari tanah. Program uji tanah adalah melakukan interpretasi, evaluasi, serta rekomendasi pemupukan dan perubahannya berdasarkan analisis kimia (Westerman 1990).
Rekomendasi pemupukan berimbang harus didasarkan atas penilaian status dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan tanaman, agar pemupukan efektif dan efisien. Pemupukan berimbang tidak harus memberikan semua unsur makro/mikro yang dibutuhkan, tetapi memberikan unsur yang jumlahnya tidak cukup tersedia untuk tanaman. Penambahan hara yang sudah cukup tersedia justru menyebabkan masalah pencemaran lingkungan (tanah dan perairan), terlebih bila status hara tanah sudah sangat tinggi. Sebagai contoh pemupukan P terus menerus pada sawah intensifikasi menyebabkan kejenuhan P dan ketidak-seimbangan hara di dalam tanah. Pemupukan P tidak lagi memberikan peningkatan hasil tanaman yang nyata. Efisiensi pemupukan menjadi rendah, dan kemungkinan unsur hara lain seperti Zn menjadi tidak tersedia (Leiwakabessy, 2002).
Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) terdiri ata satu set alat dan bahan kimia untuk menganalis kadar hara tanah sawah, serta dapat digunakan di lapangan dengan relatif cepat, mudah, murah, dan cukup akurat. PUTS ini dirancang untuk mengukur kadar N, P, K, dan pH tanah. Hasil pengukuran kadar hara N, P, dan K tanah dengan PUTS dikategorikan menjadi tiga kelas status hara mengacu pada hasil penelitian uji tanah, yaitu rendah (R), sedang (S), dan tinggi (T). PUTS merupakan penyederhanaan dari pekerjaan analisis tanah di laboratorium yang didasarkan pada hasil penelitian uji tanah. Satu paket kemasan PUTS terdiri atas (a) satu set larutan ekstraksi untuk menetapkan N, P, K dan pH, dan (b) peralatan pendukung. Untuk mengetahui status hara tanah sawah, petani atau penyuluh kini tidak perlu lagi mendatangi laboratorium uji tanah. Dengan perangkat uji tanah sawah, pengujian dapat dilakukan di lapangan dengan cepat, mudah, murah, dan hasilnya pun akurat (Samino, 2008).
D. Penyakit Kresek
Penyebab penyakit hawar daun bakteri yang sering juga disebut denganpenyakit kresek yang disebabkan oleh bakteri pathogenXanthomonas campestris pv oryzae. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit yang paling merugikan pada tanaman padi. Secara ekonomis penyakit ini cukup penting oleh karena kehilangan hasilnya yang cukup besar. Kondisi pertanian di daerah tropis yang panas dan lembab, termasuk sebagian besar sistem pertanian di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh penyakit bacterial (Semangun, 1996).
Bakteri ini berbentuk batang dan kapsul. Pada media buatan bakteri berukuran 1,3 – 2,2 x 0,5 – 0,8 µm. sel bakteri kadang-kadang tunggal denganflagella monotrichous polar dengan panjang lebih dari 8,75µm. Bakteri bersifat aerob, gram negatif dan tidak berspora. Pada medium agar, koloni bakteri berwarna kuning jerami, berbentuk bulat, licin dan cembung. Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri ini adalah 25 – 300C. suhu Pada suhu 530C bakteri ini akan mati.
Di lapangan terdapat dua bentuk gejala, yaitu kresek dan hawar. Kresek terjadi pada tanaman muda, yaitu tanaman yang berumur sekitar satu bulan. Rumpun padi yang terkena kresek secara keseluruhan menjadi layu. Di laboratorium, gejala ini dapat dikonfirmasi oleh adanya eksudat bakteri yang keluar dari jaringan tanaman sakit bila diamati di bawah mikroskop. Di lapangan, dapat dilihat dengan cara memasukan daun-daun sakit ke dalam gelas berisi air jernih, biarkan sekitar 5-10 menit, maka air jernih dalam gelas akan berubah menjadi keruh karena massa bakteri yang keluar dari dalam jaringan sakit. Gejala kresek ini sering mirip dengan gejala karena penggerek batang, tepi daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak dan bercak tersebut meluas sehingga perlu pengamatan yang teliti agar diagnosisnya tidak keliru. Bila anakan sakit mudah dicabut, kemungkinan besar karena penggerek, tetapi kalau sulit dicabut, kemungkinan kresek (Suparyono, 2007).
Sedang gejala hawar berkembang pada tanaman yang lebih tua. Dalam keadaan lembab, terutama di musim hujan, eksudat bakteri dapat terbentuk pada gejala muda yang masih aktif. Gulma, sisa-sisa tanaman, merupakan tempat patogen penyakit ini tinggal dan bertahan selama bukan musim tanam. Bakterijuga berada dan bertahan dalam air irigasi. Bakteri inilah yang menjadi sumber inokulum untuk pertanaman padi musim berikutnya. Suhu panas (25 – 300C), kelembapan tinggi (90 %), angin kencang, pemupukan nitrogen yang berlebih, dan hujan angin, sangat cocok untuk mendukung perkembangan penyakit ini. Penyakit disebarkan oleh air irigasi, kontak antar daun padi, dan percikan air hujan. Kegiatan selama pemeliharaan, seperti penyiangan, pemupukan, dan sebagainya terutama yang dapat mengakibatkan luka pada daun, juga sangat membantu penyebaran penyakit (Suparyono, 2007).
Dengan kesadaran baru di bidang pertanian yaitu dengan penerapan system pengendalian hama terpadu (PHT) dengan cara memaksimalkan penerapan berbagai metode pengendalian hama secara komprehensif dan mengurangi penggunaan pestisida. Salah satu komponen PHT tersebut adalah pengendalian hayati dengan memanfaatkan bakteri antogonis berbagai penelitian tentang bakteri antagonis terbukti bahwa beberapa jenis bakteri potensial digunakan sebagai agensia hayati. Bakteri-bakteri antagonis ini diantaranya selain dapat menghasilkan antibiotik dan siderofor juga bisa berperan sebagai kompetitor terhadap unsur hara bagi patogen tanaman, Pemanfaatan bakteri-bakteri antagonis ini dimasa depan akan menjadi salah satu pilihan bijak dalam usaha meningkatkan produksi pertanian sekaligus menjaga kelestarian hayati untuk menunjang budidaya pertanian berkelanjutan (Hasanuddin, 2003).
III. RENCANA KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktik Penyuluhan Pertanian akan dilaksanakan pada tanggal 22 Nopember 2013 bertempat di Kelompoktani Mawar Desa Parakan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan antara lain: PUTS, sampel tanah sawah, laptop, infocus, peta singkap, folder, kertas Koran, spidol, Lembar Persiapan Menyuluh, sinopsi, Daftar Hadir, alat tulis dan kamera untuk dokumentasi.
C. Sasaran
Sasaran kegiatan Praktik Penyuluhan Pertanian adalah pengurus dan anggota Kelompoktani Mawar Desa Parakan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.
D. Materi
Materi yang akan disampaikan pada kegiatan Praktik Penyuluhan Pertanian di Kelompoktani Mawar Desa Parakan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor adalah pemupukan berimbang dengan penetapan dosis pupuk berdasarkan pengujian menggunakan alat Perangkat Uji Tanah sawah (PUTS) serta pengendalian penyakit kresek pada tanaman padi sawah.
Adapun rencana teknis penyampaian materi tentang pemupukan berimbang dengan melakukan uji tanah menggunakan PUTS adalah sebagai berikut :
1. Memberikan penjelasan kepada petani tentang perlunya penerapan pemupukan berimbang dan penetapan dosis pupuk yang tepat sesuai kebutuhan tanaman.
2. Menjelaskan tentang PUTS sebagai alat uji kandungan hara dalam tanah beserta kegunaannya.
3. Menjelaskan cara kerja pengujian tanah dengan PUTS
4. Melakukan praktik pengambilan contoh tanah sawah yanga kan diuji
5. Melakukan proses ekstraksi contoh tanah
6. Melakukan praktek pengukuran kadar hara dan penetapannya sesuai buku panduan PUTS
7. Menetapkan rekomendasi pupuk
Sedangkan rencana teknis penyampaian materi tentang pengendalian penyakit kresek pada tanaman padi sawah adalah sebagai berikut :
1. Memberikan penjelasan kepada petani tentang bahaya penyakit kresek.
2. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya serangan penyakit kresek.
3. Menjelaskan tentang gejala serangan penyakit kresek.
4. Menjelaskan tentang penyebaran penyakit kresek
5. Menjelaskan tentang upaya pengendalian penyakit kresek secara terpadu baik fisik, mekanis, biologis dan kimia.
E. Pengorganisasian
Untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan praktik penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan, maka dilakukan pembagian tugas sebagai berikut:
- Pembawa materi pemupukan berimbang : Suherlan
- Pembawa materi pengendalian penyakit kresek : Paulus M. Tellu
- Operator media elektronik : Kusmawan
- Pendokumentasian : Firdaus
- Pencatatan notulensi : Andi Hasrul Jaya Makati
F. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan pada saat kegiatan sedang dilakukan dan sesudahnya dengan fokus utama mengenai proses pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan tingkat efesiensi dan efektivitas pelaksanaan, kemungkinan keberhasilan yang diperoleh dapat memberi sumbangan kepada tujuan pembangunan pertanian, tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki efesiensi dan efektivitas pelaksanaan, dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan sebagai pelengkap kegiatan yang telah direncanakan.
G. Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan praktik penyuluhan pertanian di Kelompoktani Mawar Desa Parakan Kecamatan Ciomas adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktik Penyuluhan Pertanian di Kelompoktani Mawar
No
|
Hari/tanggal
|
Jam
|
Kegiatan
|
Pelaksana
|
1
|
Senin,
11-11-2013
|
-
|
Mengantar surat izin praktik ke BP3K Dramaga
|
1. Suherlan
2. Kusmawan
|
2
|
Senin,
11-11-2013-
|
-
|
1. Konsultasi dengan ketua kelompoktani Mawar
2. Identifikasi masalah dan potensi dikelompoktani Mawar
|
1. Suherlan
2. Kusmawan
|
3
|
Jum`at,
15-11-2013
|
-
|
Penyusunan proposal
|
Tim penulis kelompok I
|
4
|
Minggu,
24-11-2013
|
14.00 s.d 15.30 WIB
|
Penyampaian materi pemupukan berimbang
|
Suherlan
|
5
|
Minggu,
24-11-2013
|
16.00 s.d 17.00 WIB
|
Penyampaian materi pengendalian penyakit kresek
|
Paulus M. Tellu
|
6
|
Senin,
25-11-2013
|
-
|
Penyusunan laporan
|
Tim penulis kelompok I
|
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen Pertanian
Arboleda, J.R. 1981. Subject Matter. Bulog. Jakarta. 1981.
Cate, R. B., Jr. And L. A. Nelson. 2001. Factor Affecting Nitrogen Fertilizer Volatilition. Montana State University, Bozeman.
Hasanuddin. 2003. Peningkatan peranan mikroorganisme dalam sistem pengendalian penyakit tumbuhan secara terpadu. USU Digital Library 1. http://library.usu.aS.id/download/fp/fp-hasanuddin. Diakses 1 Nopember 2013].
http://kjfbenteng.blogspot.com/2013/03/proposal-evaluasi-kinerja-penyuluh.htmldiakses tanggal 5 Nopember 2013
Leiwakabessy, F., dan O. Koswara. 2002. Relative efficiency of broadcast versus banded potassium for corn. Agronomy Journal 58: 618 – 62.
Kartasapoetra, A. G. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. PT Bina Aksara. Jakarta
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Samino. 2008. Manfaat Pupuk Bagi Tanaman.<http://cybex.deptan.go.id/lokalita/manfaat-pupuk-bagi-tanaman>.Diakses pada 27 Oktober 2013.
Semangun, H.1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Slamet, Margono. 2001 Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian Di Era Otonomi Daerah, Institut Pertanian Bogor
Suparyono, S. 2007. Peran sklerotium dan bentuk lain pathogen Rhizoctonia solani Kuhn sebagai sumber inokulum awal penyakit hawar pelepah padi. J.Perl. Tan. Indon. 5:7-12.
Suriatna, S. 1987. Metode Penyuluhan Pertanian. PT. Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta
Westerman, 1990. Cit. Al-Jabri, M. 2007. Perkembangan uji tanah dan strategi program uji tanah masa depan di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 26(2):54-66.
Permisi Pak. numpang mmbaca..
BalasHapusHasil laporannya kak?? Saya ingin melihatnya
BalasHapus